Posted in blak-blakan, share

Perjalanan ke Pulau Seberang yang…

Perjalanan dari pulau seberang yang penuh tanda tanya. Itulah yang kalimat yang bercokol dalam benakku. Bagaimana tidak? Bayangkan saja, sudah beberapa kali aku berjalan, atau lebih tepatnya bepergian dengan kendaraan besar yang biasa disebut Bis, tapi aku merasa kalau perjalananku kali inilah yang paling banyak membuat pertanyaan aneh muncul dan terus menyapaku, bahkan sampai detik ini. Tapi untuk kali ini aku tidak membahas tentang pertanyaan-pertanyaan itu. Kita bahas lain kali saja ya? Hehehe…

Dan inilah yang cukup mengganjal sekarang ini…

Pertama, I don’t have any estimate that I will come here again, in the other land of my country. Tepatnya, sampai hari-H  keberangkatan, aku masih berharap ada keajaiban yang membuatku tidak jadi pergi ke pulau seberang. Dan untuk pertama kalinya aku berharap, I really wish that I don’t go do far from my family anymore. But, what happen? I have arrived here, with blind expectation.

Kedua, perjalananku banyak berhenti. Maksudku, perjalananku itu lebih lama daripada sebelumnya. Tahu tidak? Ada-ada saja yang membuat rumah berjalan… a.k.a bis itu berhenti di tengah jalan, dan waktunya itu cukup lama, 1 sampai 3 jam setiap berhenti. Pagi-pagi, sekitar jam 10 atau jam 11, berhenti sampai jam 2 atau 3 sore, lalu pagi-pagi buta, jam 1-an sampai jam 3-an. Oli yang bocor, ban yang bocor dan kempes, hingga yang agak menyebalkan adalah sempat-sempatnya mencuci mobil yang “Sagadang Ampuah” itu, padahal hanya sedikit lagi sampai di tujuan. Kenapa harus mencuci mobil di Lampung, kenapa bukan di Depok saja? Menurutku Depok dan Lampung itu tidak terlalu jauh lagi kan? Maksudku, jaraknya itu tidak terlalu jauh jika dibandingkan dengan antara Bukittinggi – Lampung dan Depok – Lampung, begitu…

Sampai di Depok, ternyata…. Puanas banget, beuh…. !! Entah itulah keberuntunganku atau bagaimana, yang jelas sudah beberapa hari aku di sini, matahari selalu bersinar dengan gagahnya, yaaah kebanyakan sampai Zuhur seeh. Siap Asyar maah menduung, tapi gak hujan, dan yaaah tetap saja masih panas banget. Hahai…

Author:

Lahir dan dibesarkan di Desa Taluak, sebuah desa nan asri yang terletak di Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera Barat. Mungkin ada kata-kata bahasa Padang yang di-Indonesia-kan, atau yang bahasa Minang bangets di postingan ini, harap dimaklumi saja, karena aku yang memang dibesarkan di daerah yang menggunakan Bahasa Minang sebagai bahasa sehari-hari. Hehehe.

Leave a comment